1. Definisi
Culture
·
Culture (budaya) adalah gaya hidup khusus yang relatif
dari sekelompok orang yang berlangsung dari generasi ke generasi selanjutnya
melalui komunikasi, dan bukan secara genetik. Contohnya adalah budaya Amerika
Afrika yang berasal dari Amerika Selatan.
2. Relevansi
culture pada effective communication
·
Culture membuat komunikasi menjadi tidak efektif
jika kita tidak berhati-hati dalam menganalisa betapa kuatnya culture
mempengaruhi komunikasi sesama manusia.
3. Perbedaan
Culture (7 Sub Bab Pembahasan)
a.
Individualist or collectivist orientation
Budaya Individualis dan kolektivis menilai posisi
individu dalam sebuah kelompok, contohnya adalah seseorang yang berpikir bahwa
kesuksesan terukur dengan baik bila dilihat dari seberapa mampu dirinya melewatai
individu lainnya. Sedangkan contoh budaya kolektivis menilai kesuksesan berdasarkan
dari kontribusi dirinya terhadap suatu kelompok.
b.
High-low context cultures
High-low context culture menilai bagaimana suatu
informasi diketahui oleh suatu kelolmpok. Contoh dari high context culture
adalah jika seorang manager bekerja sebagai pemimpin dalam suatu pekerjaan,
maka dia akan menegur seorang pegawai jika dia melakukan kesalahan di depan
umum. Sedangkan low context culture adalah jika manager tersebut menegur pegawai
tersebut di tempat yang memiliki privasi, bergantung dari situasi yang terjadi.
c.
Power distance culture
Terbagi menjadi
2 yaitu high dan low power. High power culture memiliki jarak diantara orang
yang memiliki kekuatan dengan orang yang tidak memilikinya, contohnya adalah
seorang murid jika ingin memilih teman hidup maka dia akan memilih orang yang
sesuai dengan budaya dan kelas mereka. Sedangkan low power dalam hal tersebut
akan nyaman untuk memilih untuk dengan siapapun, tidak harus dengan orang yang
satu budaya dengan mereka.
d.
Masculine and feminime culture
Masculine culture menghargai kekuatan, kekayaan
material, dan menekankan posisi gender, contohnya jika seseorang sedang
mengalami suatu konflik maka dia akan datang untuk menghadapi konflik tersebut
dan mencari kemenangan. Berbeda dengan feminime culture, dia akan berusaha
untuk berkompromi dengan lawan konfliknya.
e.
Tolerance ambiguity
Terdapat high dan low ambiguity tolerance, yaitu
keadaan dimana seseorang bisa memiliki rasa toleransi terhadap keadaan yang
tidak jelas. Contoh dari high tolerance ambiguity adalah jika seorang murid diberikan
tugas maka dia akan nyaman mengerjakan tugas yang diberikan jika dia memiliki keluasan
menginterpretasikan pengerjaan tugasnya, sedangkan low ambiguity tolerance
menunjukkan murid tersebut lebih nyaman mengerjakan tugasnya jika ada petunjuk
penugasan yang jelas.
f.
Short-long term orientation culture
Short term orientation memanfaatkan sumber yang ada
untuk mencari hasil dari suatu pekerjaan, misalnya orang tua yang berpikir jika
anaknya dititipkan kepada orang lain maka anaknya akan baik-baik saja. Long
term orientation tidak berpikir demikian, dia akan berpikir bahwa keluarganya
adalah orang yang tepat untuk merawat anaknya.
g.
Indulgent-restraint orientation
Mendefinisikan kehidupan berdasarkan dua dimensi,
yaitu indulgent dan restraint. Indulgent berkeyakinan bahwa kehidupannya adalah
kebebasan dirinya sendiri dalam bertindak. Sedangkan restraint orientation
berkeyakinan bahwa kehidupannya ditentukan pada tekanan yang tidak dapat ia
kuasai.
4. Tahapan
Culture Shock
Terdapat 4
tahap culture shock yaitu:
a.
Stage 1: Honeymoon, yaitu merasa terpesona
dengan budaya barunya dan orang-orang di sekitarnya.
b.
Stage 2: Crisis, yaitu menyadari perbedaan
antara budaya lama dengan yang baru dalam menghadapi berbagai situasi.
c.
Stage 3: Recovery, yaitu menemukan cara untuk memanfaatkan
segala hal yang ada di budaya baru secara efektif.
d.
Stage 4: Adjustment, yaitu beradaptasi dan
akhirnya mampu menikmati budaya dan pengalaman baru yang dihadapi.
5. Dasar
Effective Interpersonal Communication
a.
Mengedukasi diri sendiri, yaitu mempelajari
budaya orang lain. Ada banyak sumber yang bisa didapatkan seperti film
dokumenter, yang dapat dijadikan sumber pembelajaran terhadap budaya orang
lain.
b.
Menyadari bentuk perbedaan yang ada, yang
menjadi penghalang dalam komunikasi interpersonal jika kita memiliki keyakinan
bahwa terdapat kesamaan saja yang ada sedangkan tidak ada perbedaan. Hal ini
dapat menyebabkan kegagalan dalam perbedaan penting dan dapat memberikan
kesalahpahaman dalam berkomunikasi dengan orang lain. Sebagai contoh orang Amerika
mengajak orang Filipina makan malam dan orang Filipina tersebut menolak, maka
orang Amerika ini merasa sakit hati karena berpikir orang Filipina ini tidak
menyukai ajakan orang Amerika tersebut, padahal kenyataannya orang Filipina
tidak akan menerima ajakan tersebut kecuali sudah diajak beberapa kali karena
dia berpikir bahwa ajakan sekali tersebut merupakan ketidaktulusan.
Rujukan:
The Interpersonal Communication Book 13th Edition by Joseph A. DeVITO
Slide ppt mata kuliah Subject: MATERI IKB 2020 mbti.kelas06@gmail.com
Rujukan:
No comments:
Post a Comment